Cite This        Tampung        Export Record
Judul Analisis pembelajaran tematik terpadu / Dr. Andi Prastowo, S.Pd.I., M.Pd.I.
Pengarang Andi Prastowo, 1982- 1982- 1982- Andi Prastowo, (Andi Prastowo,)
(penulis)
(penulis)
(penulis)
EDISI Edisi pertama, cetakan ke-1, Januari 2019
Penerbitan Jakarta : Prenadamedia Group, 2019
©2019
Deskripsi Fisik xiii, 328 halaman :ilustrasi ;24 cm
Konten teks
Media tanpa perantara
Penyimpan Media volume
ISBN 978-602-422-712-8
Subjek Pembelajaran
Metode belajar
Abstrak Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan kecakapan di abad ke-21 dan utamanya di era Revolusi Industri 4.0, menuntut peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills), bukan hanya berpikir tingkat rendah (lower order thinking skills). Keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), komunikasi (communication), dan kolaborasi (collaboration) menjadi satu keniscayaan dan kebutuhan utama dalam kehidupan generasi milenial maupun generasi Z. Untuk itu, transformasi budaya pembelajaran yang responsif, adaptif, dan kondusif untuk pengembangan keterampilan abad ke-21 dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) di lingkungan lembaga pendidikan, utamanya sejak jenjang sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah menjadi hal yang sangat urgen dan mendesak. Apalagi jika mencermati hasil survei PISA dan TIMSS sejak keikutsertaan pertama kalinya tahun 1999, hingga yang terbaru tahun 2015, Indonesia belum mampu beranjak dari peringkat 10 besar terbawah dari seluruh negara yang disurvei. Ini bukti nyata masalah besar pendidikan dasar di Indonesia belum membekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) kepada peserta didik secara memadai, utamanya pada jenjang pendidikan dasar. Model pembelajaran tematik terpadu menciptakan budaya pembelajaran berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills), kontekstual, holistik, dan autentik. Dalam model pembelajaran ini, peserta didik dijadikan pusat pembelajaran (student centered). Peserta didik mendapatkan mileu yang autentik dan kontekstual sehingga rasa keingintahuan (curiosity) mereka tumbuh dari dalam dan alamiah, sejalan dengan cara otak mereka belajar. Keterampilan berpikir kritis dan kreatif terasah secara optimal melalui berbagai problem riil atau autentik yang dihadirkan dalam pembelajaran. Terakhir, peserta didik mendapatkan pengetahuan dan kecakapan hidup (hardskill maupun softskill) yang holistik, bukan parsial.
Catatan Bibliografi : halaman 319-324
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Bukan fiksi atau tidak didefinisikan
Target Pembaca Umum

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
7412/RT/2020 371.1 AND a Dapat dipinjam Perpustakaan Provinsi - Ruang Baca Umum Tersedia
7413/RT/2020 371.1 AND a Dapat dipinjam Perpustakaan Provinsi - Ruang Baca Umum Tersedia
7414/RT/2020 371.1 AND a Dapat dipinjam Perpustakaan Provinsi - Ruang Baca Umum Dipinjam
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000931714
005 20210602033721
006 aa g b 000 0
007 ta
008 200114t2019 jkia g b 000 0 ind
020 # # $a 978-602-422-712-8
035 # # $a 0010-0621000011
040 # # $a SSPDPAL$b ind$e rda
082 0 4 $a 371.1$2 [23]
084 # # $a 371.1 AND a
100 0 # $a Andi Prastowo, $d 1982- $e penulis$d Andi Prastowo, $d 1982- $e penulis$e Andi Prastowo, $d 1982- $e penulis
245 1 0 $a Analisis pembelajaran tematik terpadu /$c Dr. Andi Prastowo, S.Pd.I., M.Pd.I.
250 # # $a Edisi pertama, cetakan ke-1, Januari 2019
264 # 1 $a Jakarta :$b Prenadamedia Group,$c 2019
264 # 4 ,$c ©2019
300 # # $a xiii, 328 halaman : $b ilustrasi ; $c 24 cm
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a volume$2 rdacarrier
504 # # $a Bibliografi : halaman 319-324
520 # # $a Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan kecakapan di abad ke-21 dan utamanya di era Revolusi Industri 4.0, menuntut peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills), bukan hanya berpikir tingkat rendah (lower order thinking skills). Keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), komunikasi (communication), dan kolaborasi (collaboration) menjadi satu keniscayaan dan kebutuhan utama dalam kehidupan generasi milenial maupun generasi Z. Untuk itu, transformasi budaya pembelajaran yang responsif, adaptif, dan kondusif untuk pengembangan keterampilan abad ke-21 dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) di lingkungan lembaga pendidikan, utamanya sejak jenjang sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah menjadi hal yang sangat urgen dan mendesak. Apalagi jika mencermati hasil survei PISA dan TIMSS sejak keikutsertaan pertama kalinya tahun 1999, hingga yang terbaru tahun 2015, Indonesia belum mampu beranjak dari peringkat 10 besar terbawah dari seluruh negara yang disurvei. Ini bukti nyata masalah besar pendidikan dasar di Indonesia belum membekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) kepada peserta didik secara memadai, utamanya pada jenjang pendidikan dasar. Model pembelajaran tematik terpadu menciptakan budaya pembelajaran berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills), kontekstual, holistik, dan autentik. Dalam model pembelajaran ini, peserta didik dijadikan pusat pembelajaran (student centered). Peserta didik mendapatkan mileu yang autentik dan kontekstual sehingga rasa keingintahuan (curiosity) mereka tumbuh dari dalam dan alamiah, sejalan dengan cara otak mereka belajar. Keterampilan berpikir kritis dan kreatif terasah secara optimal melalui berbagai problem riil atau autentik yang dihadirkan dalam pembelajaran. Terakhir, peserta didik mendapatkan pengetahuan dan kecakapan hidup (hardskill maupun softskill) yang holistik, bukan parsial.
650 # 4 $a Metode belajar
650 # 4 $a Pembelajaran
850 # # $a SSPDPAL
990 # # $a 7412-7414/RT/2020
990 # # $a 7412/RT/2020
990 # # $a 7413/RT/2020
990 # # $a 7414/RT/2020
Content Unduh katalog